Selasa, 11 Januari 2011

UAS LP

2010


PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Samsul Ramli
(1209204113)
PBI C/II




Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Uijan Akhir Semester (UAS) pada mata kuliah “Landasan Pendidikan”
[LANDASAN PENDIDIKAN]
Dosen : H. Arief Ichwanie AS















FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010


1. Terangkan dengan jelas gambar di bawah ini.










Landasan pendidikan adalah asas, dasar dan fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Adapun urgensi landasan pendidikan bagi pengembangan pendidikan adalah dalam hal memberikan dasar-dasar pemahaman tentang pendidikan secara komprehensif-integral.
a. Landasan Hukum/Undang-Undang (UUD)
Landasan hukum pendidikan adalah dasar atau pondasi perundang-undangan yang menjadi pijakan atau pegangan dalam pelaksanaan pendidikan di suatu Negara. Di antara dasar hokum pendidikan di Indonesia yaitu: UUD 1945, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan lain sebagainya.
Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 berbunyi: “Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dan ayat 2 berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar”. Pasal 32 pada UUD 1945 berbunyi : “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang-Undang”.
Pasal 1 Ayat 2 berbunyi sebagai berikut : “Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman“.
Pasal 1 Ayat 5 berbunyi : “Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan”. Yang dimaksud dengan Pendidik tertera dalam pasal 27 ayat 6, yang mengatakan bahwa “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.”
b. Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Aliran-aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini ialah:
a) Filsafat pendidikan Esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika.
b) Filsafat pendidikan Parenialis tidak jauh berbeda dengan filsafat pendidikan Esensialis. Kalau kebenaran yang esensial pada esensialis ada pada kebudayaan klasik dengan Great Booknya, maka kebenaran Parenialis ada pada wahyu Tuhan. Tokoh filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas Aquino.
c) Filsafat Progresivisme mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini, tidak ada tujuan yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini. Tokoh filsafat pendidikan Progresivis ini adalah John Dewey.
d) Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Mereka bercita-cita mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total.
e) Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan komitmennya sendiri.
c. Landasan Sejarah
Pendidikan di Indonesia telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Merka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK, 1990).
Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu.
Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta, kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM MKDK, 1990).Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi masyarakat serta Negara.
d. Landasan Psikologi
Psikologi/ ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri
 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: (Nana Syaodih, 1988)
 Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
 Pendekatan diferensial. Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang membuat kelompok-kelompok
 Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual.


 Psikologi Belajar
Belajar adalah perubahan perilaku yang relative permanent sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bias melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan kepada orang lain.
e. Landasan Sosial Budaya (Soaiologi)
Landasan social budaya adalah pondasi standar atau dasar dari adanya interaksi antar individu yang didalamnya trdapat suatu keseluruhan yang kompleks dari pengetahuan yang diperoleh individu (manusia) sebagai anggota masyarakat.
Aspek social dan budaya sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya. Materi yang dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga budaya. Dan dengan adanya interaksi antar individu dalam masyarakat maka pendidikan terus berkembang dan untuk pelayanan pendidikanpun akan meningkat.
f. Landasan Ekonomi
Eknomi sebagai sumber pembiyayaan pendidikan sangat penting untuk mendorong, memicu, dan memacu etos bangsa menuju kualitas yang lebih baik. Ekonomi memiliki implikasi yang menentukan keberhasilan pendidikan. Dengan ekonomi yang kuat maka sarana, prasarana, media, alat belajar, dan sebagainya dapat di penuhi. Proses belajar mengajar lebih intensif.
Seperti diketahui dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas. Oleh sebab itu ada kewajiban suatu lembaga pendidikan untuk memperbanyak sumber-sumber dana yang mungkin bias digali.
g. Landasan agama
Dalam dunia pendidikan, tanggung jawab pendidikan agama menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, dan masyarakat. Proses pendidikan di samping menuntut potensi intelektual, juga menghidupkan dan mempertahankan unsure manusiawi dalam dirinya dengan landasan iman dan taqwa.
Peran agama dalam hal pendidikan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia, sangat penting bagi pemberdayaan manusia di Indonesia.


2. Secara de facto maupun de jure, keguruan di indonesia termasuk sesuatu yang profesional , walaupun dari segi imbalan belum bisa dikatakan profesional seperti profesi lain (petinju, pesepak bola, dokter, pengacara, etc)

2.1. Apa yang menjadi ciri pokok bahwa suatu pekerjaan di anggap profesional?
Menurut Schein (1972), cirri-ciri professional adalah:
 Bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja (full-time)
 Pilihan kerja itu didasarkan kepada motivasi yang kuat
 Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu dan keterampilan khusus yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama
 Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan
 Pekerjaan berorientasi kepada pelayanan, bukan kepentingan peribadi.
 Pelayanan berdasarkan kebutuhan objektif klien
 Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan persoaalan klien
 Menjadai anggota organisasi perofesi
 Memiliki kekuatan dan status tinggi sebagai eksper dalam sepesialisasinya
 Keahlian itu tidak diadvertensikan untuk mencari klien
2.2. Apa syarat yang mesti dipenuhi agar suatu pekerjaan dikatakan profesional?

Syarat-syarat pekerjaan p-rofesional menurut Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia I tahun 1988:
a. Atas dasar panggilan hidup yang dilakukan sepenuh waktu serta jangka panjang
b. Telah memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
c. Dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur, dan anggapan-anggapan dasar yang baku sebagai pedoman
d. Sebagai pengabdian kepada masyarakat bukan mencari finansial
e. Memiliki kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif dalam melayani klien
f. Dilakukan secara otonom yang bias di uji oleh rkan-rekan seperopesi
g. Mempunyai kode etik yang di jungjung tinggi masyarakat
h. Pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan

2.3. Bagaimana pandangan anda tentang profesionalisme keguruan ?
Istilah profesional pada umumnya adalah orang yang mendapat upah atau gaji dari apa yang dikerjakan, baik dikerjakan secara sempurna maupun tidak. (Martinis Yamin, 2007). Dalam konteks ini bahwa yang dimaksud dengan profesional adalah guru. Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam yang hanya mungkin diperoleh dari lembaga-lembaga pendidikan yang sesuai sehingga kinerjanya didasarkan kepada keilmuan yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Wina Sanjaya, 2008). Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru ”a teacher is person sharged with the responbility of helping orthers to learn and to behave in new different ways” (Cooper, 1990).
Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pada prinsipnya setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan tugasnya. Jika jumlah guru cukup banyak, maka kepala sekolah dapat meminta bantuan wakilnya atau guru senior untuk melakukan supervisi. Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya kinerja guru yang ditandai dengan kesadaran dan keterampilan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab.

2.4. Terangkan dengan singkat tentang kode etik keguruan?

1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Setia kepada pancasila, UUD 1945 dan Negara.
3. Menjunjung tinggi harkat dan martabat peserta didik
4. Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka yang mengembangkan diri
5. Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan, ilmu, teknologi dan seni sebagai wahana pengembangan peserta didik
6. Lebih mengutamakan tugas pokok daripada tugas sampingan
7. Betanggung jawab, jujur, berperestasi, dan akuntabel dalam bekerja
8. Berpegang teguh kepada kebudayaan Nasional dan Ilmu pendidikan
9. Menjadi teladan dalam berperilaku
10. Berprakarsa
11. Memiliki sifat kepeminpinan
12. Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif
13. Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerjasama dengan baik dalm pendidikan
14. Mengadakan kerja sama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh masyarakat
15. Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan
16. Mengembangkan profesi secara kontinu
17. Secara bersama-sama memlihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

3. Terangkan dengan singkat istilah di bawah ini?
3.1. Teacher is burned or may be teacher is built?

Istilah tersebut mempunyai makna, seorang guru di lahirkan atau mungkin juga di buat. Maksudnya adalah bahwa adanya seseorang menjadi guru, bias jadi karena keturunan dari orang tuanya yang seorang guru pula. Biasanya kasus ini terjadi di dalam lembaga pendidikan islam nonformal, gelar guru biasanya akan di wariskan secara turun temurun. Hal ini terjadi karena kemungkinan ada pewarisan sifat melalui proses genetika.
Selain itu seorang guru biasanya ada dengan cara dibentuk yaitu melalui proses pendidikan, pembentukan inilah yang sangat berpengaruh bagi eksistensinya seorang guru. Dan perlu di ingat, walaupun seseorang mempunyai orang tua seorang guru, factor yang paling berpengaruh untuk menjadi seorang guru ialah proses pembentukan (pembuatan) melalui proses pendidikan.

3.2. De cleiren maken de man

Istilah ini berarti proses pendidikan dapan membentuk seseorang menjadi seorang manusia. Hal ini dimaksudkan bahwa pendidikan mempunya peranan yang cukup besar untuk membentuk manusia sesungguhnya, dalam artian manusia yang berpendidikan akan mempunyai akhlak yang lebih bermoral, dan dengan pengetahuannya dapat bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, kelompoknya, negaranya, atau bahkan bermanfaat bagi seluruh dunia.

3.3. Mc Kenzie said that the effective group in English class is about 5 to 10 students.
Bagaimana pendapat anda? Jelaskan

Mc Kenzie bermaksud bahwa proses belajar mengajar akan lebih efektif jika di dalam sebuah kelas hanya terdiri atas 5 sampai 10 orang pelajar. Hal ini menunjukan bahwa semakin sedidkit jumlah peserta didik di dalam sebuah kelas, akan semakin mempermudah guru untuk mengetahui tingkat perkembangan peserta didiknya, maka setiap peserta didik akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk ditanya dan bertanya kepada gurunya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannya.
Dan jika sebaliknya, semakin banyak jumlah peserta didik di dalam suatu kelas akan semakin mempersulit guru untuk mengetahui perkembangan masing-masing peserta didik, maka proses peningkatan kualitas pendidikan akan sulit terwujud.









DAFTAR REFERENSI


Made Pidarta, Landasan Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Tatang Syarifudin dan Nur’aini, Landasan Pendidikan, Bandung: UPI Press, 2006
Ruswandi Uus dkk. Landasan Pendidikan, Bandung: CV. Insan Mandiri, 2008
http://gurukreatif.wordpress.com/2009/11/06/10-ciri-guru-profesional/
http://gurutapteng.wordpress.com/2007/02/27/guru-yang-profesional-dan-efektif/
http://syamsulberau.wordpress.com/2007/11/16/landasan-pendidikan/
http://pdfcontact.com/download/7116233/
http://www.infoskripsi.com/Article/Profesionalisme-Guru.html
http://impasb.wordpress.com/2008/04/03/17/
http://kebo-esc.blogspot.com/2010/04/sikap-profesionalisme-keguruan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar