Selasa, 11 Januari 2011

UAS LP

2010
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Samsul Ramli
1209204113


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Uijan Tengah Semester pada mata kuliah “ Landasan Pendidikan”
[LANDASAN PENDIDIKAN]















FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2010




1. Psikologi social sebagai ilmu terapan , kaitkan dengan kenapa pendidikan sejarah dari tingkat dasar sampai tingkat tinggi memperhatikan tingkat perkembangan anak .!
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.
 Psikologi Perkembangan
Ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana Syaodih, 1988)
1. Pendekatan pentahapan.
Perkembangan individu berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri pada tahap-tahap yang lain.
2. Pendekatan diferensial.
Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang membuat kelompok-kelompok
3. Pendekatan ipsatif.
Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat perkembangan seseorang secara individual. Sementara itu Stanley Hall penganut teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai berikut (Nana Syaodih, 1988)
1. Masa kanak-kanak ialah umur 0 – 4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.
2. Masa anak ialah umur 4 – 8 tahun merupakan masa sebagai manusia pemburu
3. Masa muda ialah umur 8 – 12 tahun sebagai manusia belum berbudaya4. Masa adolesen ialah umur 12 – dewasa merupakan manusi berbudaya.
Dari tingkat dasar sampe perguruan tinggi memperhatikan bahwa perkembangan jiwa anak dalam penddikan ialah.
 Beberapa perkembangan anak pada masa pendidikan tingkat dasar antara lain:
1) Adanya korelasi yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
2) Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permaina yang tradisional.
3) Adanya kecendrungan memuji diri sendiri.
4) Suka membandingkan-bandingkan dirinya dengan anak lain,kalau hal itu menguntungkan; dalam hubungan dengan ini juga ada kecendrungan untuk meremehkan anak lain.
5) Kalau tidak menyelesaikan suatu soal dianggapnya tidak penting.
6) Pada masa ini anak menghendaki nilai-nilai (angka rapor,score.) yan baik,tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas di beri nilai baik atau tidak.
 Beberapa perkembangan pada masa pendidikan tingkat tinggi antara lain:
1) Adanya perhatian kepada kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit, hal ini membawa kecendrungan untuk membantu pekerjaan –pekerjaan secara praktis.
2) Amat realistik,ingin tau ingin belajar.kenyataan inilah yang kiranya mendasar opendapat O.kroh yang memberi persipatan pada masa ini sebagai masa realisme yaitu realisme naif dan realisme kritis.
3) Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal ini kepada hal dan mata-mata pelajaran khusus,yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor di tafsirkan sebai mulai nonjolnya faktor-faktor.
4) Sampai kira-kira umur anak membutuhkan bantuan guru atau orang-oran dewasa lainya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginanya setewlah kira-kira umur anak menghadapi tugas dengan bebas dan berusah menyelesaikan sendiri.
5) Pada masa ini anak memandang nilai (angka raport) adalah ukuran yang tepat (sebaik –baiknya) mengenai prestasi sekolahnya.
6) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok-kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini anak-anak kerap kali tidak terikat kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional; mereka membuat peraturan sendiri,.


2. Keinginan (need) pengaruhnya dalam prilaku pendidikan atau seseorang!
Keinginan sama juga dengan kebutuhan jadi ada beberapa kebutuhan peilaku pendidikan yang harus di ketahui yaitu:
Kesehatanya,ketetramnya,dan sebagainya seorang perilaku pendidikan dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan internalnya dapat di penuhi. Menurut maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus di penuhi yakni :
1) Kebutuhan fisiologis,yaiyu kebutuhan jasmani manusia,misalnya kebutuhan akan makan,minum,tidur,istirahat dan kesehatan. Untuk dapat belajar yang efektif yang efisien,siswa harus sehat, jangan sampai sakit yang dapat menganggu kerja otak yang mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi belajar.
2) Kebutuhan akan keamanan,Manusia membutuhkan ketentraman dan keamanan jiwa,perasaan kecewa,dendam.takut dan kegagalan. Ketidakseimbangan mental dan kegoncangan-kegoncangan emosi yang lain dapat menganggu kelancaran belajar seseorang. Oleh karena itu agar belajar siswa dapat di tingkatkan ke arah yang efektif , maka siswa harus daoat menjaga keseimbangan emosi sehingga perasaan aman dapat tercapai dan kosentrasi pikirn daot di pusatkan pada materi pembelajaran yang ingin di pelajari.
3) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta.Manusia dalam hidup membutuhkan kasih sayang dari orng tua,saudara dan teman yang lain. Di samping itu akan merasa berbahagia apbila dapat membantu dan memberikan cinta kasih pada orang lain pula.Keinginan untuk di akui sama dengan orng lain merupakan kebutuhan primer yang harus di penuhi .Oleh karena itu belajar bersam dengan kawn-kawan lain dapat meningkatkan pengatahuan dan ketajaman berpikir siswa .Untuk itu diperlukan cara berpikir yang terbuka, kerjasama, memilih materi yang tepat , dan di tunjang dengan visualisasi ( caontoh-contoh yang nyata atau gambar-gambar dan sebagainya )
4) Kebutuhan akan status ( misalnya akan keinginan akan keberhasilan ). Tiap orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar ,perlu optimis, percaya akan kemampuan sendiri, dan yakin akan bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik lagi pula siswa harus yakin bahwa apa yang di pelajari adalah merupakan hal-hal yang kelak akan banyak gunanya bagi dirinya.
5) Kebutuhan self-actualisesion. Belajar yang efektif dapat di ciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri image seseorang. Tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan yang di cita-citakan. Oleh karena itu siswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita-cita yang diinginkan.
6) Kebutuhan untuk mengatahui dan mengerti; yaitu kebutuhan untuk memuaskan ras ingin tahu,mendapatkan pengatahuan, informasi,dan untuk mengerti sesuatu. Hanya melalui belajarlah supaya pemenuhan kebtuhan ini dapat terwujud.
7) Keburtuhan estetik yaitu kebutuhan yang di manifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Hal ini hanya mungkin terpenuhi jika individu/siswa belajar yang tak henti-hentinya tidak hanya selama di pendidikan formal saja tetapi setelah selesai, setelah bekerja, bekeluarga serta berperan dalam masyrakat.
Keinginan (need) adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Keinginan (need) boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Keinginan (need) semacam ini sering disebut Keinginan (need) ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula Keinginan (need) tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut Keinginan (need) intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, Keinginan (need) intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan Keinginan (need) intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya Keinginan (need) ekstrinsik. Keinginan (need) ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Keinginan (need) ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.






















DAFTAR PUSTAKA

Riswandi.Uusdkk, Landasan Pendidikan, Bandung: Insan mandiri, 2008.
Suryabrata.Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres, 1989.
A.yunus, Psikologi Umum , Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003.
Pidarta Made, Landasan Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Indira Permanasari, Pendidikan Dasar Gratis Sudah Saatnya Diberlakukan , www.kompas.com/
http://djohar1962.blogspot.com/2009/06/ragam-pendekatan-pembelajaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar